Santi merasa kesepian di tengah hiruk pikuk kota Jakarta. Pernikahannya dengan Anto memintanya untuk berhenti bekerja sebagai manager human resource dept disebuah perusahaan ternama. Santi berusaha mengisi hari-harinya di rumah dengan aktif di berbagai kegiatan yang ternyata dalam banyak hal menimbulkan pertentangan dengan Anto, suaminya yang introvert. Trauma dengan kehidupan orang tuanya yang masing-masing sibuk hingga akhirnya bercerai, Santi memutuskan untuk menuruti semua keinginan Anto demi keutuhan keluarganya. Dalam sepi hatinya, Santi menemukan bagian dari dirinya yang hilang melalui sebuah komunitas pertemanan di jejaring sosial facebook. Masalah belum ingin beranjak dari kehidupan Santi kala ia menyadari bahwa sebagian besar teman masa kecilnya dulu yang kemudian bertemu lagi dengannya di facebook mempunyai pasangan hidup yang juga bergaul aktif di jejaring sosial tersebut. Menggunakannya sebagai sarana untuk menambah keharmonisan hubungan mereka yang terkadang harus terpisah dalam jarak karena aktivitas sang suami di tempat kerja. Sahabat masa kecil Santi, Irma, adalah salah satu diantara para pasangan tersebut yang dengan mantap telah membuktikan kepada Santi bahwa kerenggangan hubungan dengan suaminya yang super sibuk itu dapat dijembatani dengan tetap saling 'keep in touch' di facebook.
Sementara Anto, suaminya, dengan alasan yang dirasa Santi dibuat-buat selalu menolak untuk mempunyai akun di facebook. Menolak kenyataan bahwa pasangan hidupnya memilih untuk berbeda dengan pasangan hidup teman-teman masa kecilnya membuat Santi nekat membuat akun atas nama Anto dengan alasan ‘agar dapat lebih diterima’ oleh lingkungan sosial medianya. Lingkungan baru yang membuat hidupnya lebih berwarna.
Alih-alih mendapatkan ketenangan batin dengan membuat akun palsu suaminya, Santi justru menemukan Ratri, mantan kekasih Anto waktu SMU. Seseorang yang keberadaannya tidak pernah diketahuinya hingga tahun ke2 pernikahannya. Hatinya makin teriris-iris kala Ratri berusaha mengenang kisah-kisahnya dengan Anto melalui status-statusnya di facebook.
Bimbang hinggap didirinya. Haruskah ia menutup saja akun facebook suaminya dan membiarkan dirinya dihinggapi rasa penasaran tak berkesudahan tentang masa lalu Anto dan Ratri, ataukah memberanikan diri mengangkat masalah ini ke permukaan yang berarti akan membuat suaminya mengerti bahwa ia telah dipalsukan keberadaannya oleh istrinya sendiri di jejaring sosial? Siapa sajakah yang harus Santi hadapi dalam mengambil keputusan yang mempertaruhkan kelanggengan pernikahannya ini? Mampukah Santi menghadapinya?
Jakarta, 15 Desember 2011
